Minggu, 20 Januari 2019

Rasa sakit hati


Hujan datang menyapa
Aku tidak tersenyum, hanya terenyuh
Aku hanya mengharap hari esok segera tiba
Itu saja, aku tidak lagi mengaharap sesuatu yg berlebihan
Krn bagi sebagian orang, mereka ingin berada di posisiku

Satu persatu kenangan lama mulai bermunculan
Maaf, aku tidak ingin mengingatnya
Tapi kenangan itu semakin membuatku tersenyum
Mengapa?
Krn kenangan waktu itu menyakitkan bagi orang lain
Sedang rasa sakit yang mereka dapat,
Seperti telah terbalas dengan sempurna ketika aku beranjak dewasa

Cerita itu bermulai dr perkenalan antara aku dan kamu
Kamu begitu sempurna seperti tidak bercelah
Sedang saat bersebelahan bertatap muka,
Aku seperti tidak pernah mampu untuk membuatmu bahagia

Aku mengagumimu, benar saja
Hanya wanita bodoh yg tidak jatuh hati akan pesonamu
Sempat putus asa,
Meski diakhir kamu juga memiliki perasaan yg sama
Beast and the beauty, teman2mu menyebut kita seperti itu
Sedang si beauty adalah kamu

Aku selalu tersenyum, krn memang kamu sempurna menurutku
Waktu cepat berlalu,
Masa lalu datang dengan menanyakan bagaimana dengan dirinya yg menungguku terlalu lama
Dengan angkuhnya aku bilang "tinggalkan aku"
Padahal aku sudah bersamanya
Bodohnya lagi masa lalu bilang, "kamu pasti akan bersamaku kelak"
Mengapa kamu sekeras ini? Tanyaku.

Sepintas teringat kata orangtuamu,
Sepintas teringat kata teman2mu saat perpisahan kita
Sepintas teringat bahwa saat berpisah aku sangat menyakitimu,
Dan yg paling aku ingat, aku sangat bodoh telah melepasmu yg berusaha memperjuangkanku

The beauty..
Tersenyum bersama
Berjalan bersama
Merangkai mimpi bersama
Menggapai angan bersama
Berjuang bersama
Dan lagi lagi..
Aku meninggalkan seseorang yg berjuang untukku
Untuk kedua kalinya aku melepas seseorang yg berjuang untukku,
Lagi lagi, sebodoh itu..

Kembali merajut asmara dengan orang baru
Bercerita ini itu dengan orang baru
Seolah2 masa lalu tidak pernah ada,
Ya aku menganggap mereka tidak pernah ada dihidupku
Sekejam itu
Sejahat itu
Padahal dibalik arogansiku mereka terluka
Mereka menderita dibalik senyum bahagiaku dengan orang baru
Dengan tidak punya rasa bersalah aku membagikan tiap langkahku dengan orang baru
Dengan tidak punya rasa malu aku bercerita ini itu dengan orang baru
Padahal baru hitungan minggu perpisahan itu.
Aku bisa sekeji itu...

Tahun berganti
Apa yang aku dapat?
Rasanya penderitaan mereka terbalas dengan sekali tembakan
Boom ~~
Ini tidak hanya sakit yang bisa disembuhkan
Ini membekas seperti bekas luka yg tidak akan pernah hilang
Tiba tiba
Aku merasa jijik terhadap diriku sendiri
Yang baru bisa sadar setelah tertembak mati

Sabtu, 24 November 2018

Bunga tidur

Terbayang sebuah kenangan lama
Seakan semesta tahu bahwa kenangan itu memang indah
Rasanya seperti nyata senyum di mimpiku itu
Kamu tersenyum seperti terakhir pertemuan kita
Senyuman bangga saat melepasku

Bermimpi tentangmu sudah sering kualami
Banyak orang bilang jika bermimpi seseorang itu artinya kamu merindukannya
Rasanya aku tidak pernah berfikir tentangmu
Aku juga tidak pernah tiba tiba ingin tau kabarmu

Lalu mimpi itu datang, dengan kondisiku sekarang
Dan kamu tetap sama
Kamu menyapaku dengan lembut
Dengan seolah tidak ada apa apa
Dengan manisnya kamu bertanya bagaimana keadaanku
Dan tentu saja aku menjawabnya dengan senyuman
"Im full of happiness"

Setelah itu aku pergi dan hujan datang
Aku berteduh dan seketika ada seseorang dr kejauhan
Apa yang aku fikirkan?
Aku berharap itu adalah kamu
Dan tentu saja itu bukan kamu
Sambil menggerutu aku bilang 'bodoh, apa yg kamu harapkan'

Aku tetap berteduh di bawah hujan yang sedikit demi sedikit membasahiku yg sedang menunggu
Tiba tiba kamu datang,
Ya waktu itu kamu datang, seseorang yg aku harapkan
Kamu!

Kamu tiba tiba panik, khawatir
Menyuruhku untuk berlindung, memberikan aku perlindungan
Aku tersenyum
Kamu masih sama, dengan yang dulu. Ucapku

Hujan tidak sederas ketika awal aku berteduh
Lagi lagi aku menyuruhnya untuk segera pergi
Lagi lagi aku menyuruhnya untuk meninggalkanku
Krn seseorang yang ku tunggu telah menampakkan dirinya
'Cepat pergi, jangan lagi membuatku adu mulut seperti terakhir kali'
Kamu tertawa 'ini memang jalan pulangku, dan aku hanya menemukanmu yang sedang berteduh' katamu

Seseorang yang ku tunggu melihatku dengannya
Samar samar bilang untuk menahannya pergi
Agak panik, aku menyuruhmu untuk segera pergi
Saat dia dihadapanku, kamu sudah tak terlihat lagi
Untunglah mereka tak sempat bertemu

Dan tersadar semua itu hanya bunga tidur saat mataku terpejam
Namun tetap saja aku tersenyum ketika mengingatmu
Karena kamu tentu saja sudah bahagia,
Dan tentu saja bukan denganku

"Karena kamu hanya masa lalu,
Sedang dia dihadapanku adalah senyumanku"

Sabtu, 20 Oktober 2018

Happiness


Ada yang bertanya kepadaku, apakah kamu bahagia?
bagaimana bahagia yang kamu rasakan?
atau kamu sebenarnya tidak bahagia tapi kamu berpura-pura baik-baik saja?
apa memang kamu sangat bahagia hingga tidak bisa berkata apa-apa?
entahlah, jawabku terhadap setiap pertanyaan yang terlontar
aku bahagia, tentu saja.
aku menangis, hampir setiap hari.
bagaimana rasanya?
simpang siur
kadang aku benar-benar lupa, kadang aku ingin pura-pura lupa
untuk segala hal yang kuanggap tabu, untuk beberapa hal yang membuatku terluka
kamu pernah merasa sangat bahagia hingga rasa kesepian seperti melingkupi
ternyata kesedihan datang enggan beralih
pernah sesekali mencoba menghibur diri dengan ingin pamer kebahagiaan diri,
lalu seketika sadar ternyata aku cuma mencemooh diri lantas berfikir "untuk apa?"
apa reward yg aku dapat dengan hal hal bodoh semacam itu?
ahh kebodohanku yang lain yang baru aku sadari,
kebodohan yang lain, yang baru menyadari bahwa mereka di luar sana banyak yang ingin berbahagia tapi selalu dipersulit
semua terasa seperti "entahlah"
aku tidak ingin terlalu bahagia, nanti takut tiba2 terbangun dari semua mimpi indah ini
tapi aku juga enggan berpura pura selalu kesepian, karna aku tau tangan ini selalu tergenggam
entah ini nyata atau hanya mimpi indah, ini seperti kilatan cahaya
layaknya bintang-bintang yang bergelimang aroma
yang tiba2 diremukkan disegala penjuru dunia
aku ingin bahagia selamanya, bukan hanya cinta mencinta yg bisa hancur seketika
aku benci kehilangan saat aku yakin benar2 menjaganya, yg ternyata masih banyak sekali celah keluar untuknya
aku benci menangis, dimana posisi yang aku ingin sudah kugenggam sedemikian erat
untuk apa lagi? bodoh.
jika benci harusnya bilang benci, bukan pura-pura dan terus berpura-pura masih ingin bersama
jika masih suka, harusnya bilang ingin bersama, bukan meninggalkannya dan membikin rumit segalanya
saat ingin ku genggam erat, ternyata tiba-tiba terlepas begitu saja genggamanmu
sedang saat kubiarkan, tetiba tangan ini sudah berwarna kemerah2an
aku ingin kita sama-sama saling menggenggam, tanpa basa basi
dengan perasaan yang tulus dalam hati
bukan dengan kebodohan yang kamu tutup-tutupi
aku bimbang, bukan hanya bualan
aku mengerti, tidak untuk menyakiti
aku rindu, seperti manisnya madu ~~


The third person

Seketika terduduk lunglai
Bukan menangis atau meratapi
Hanya...
Sedikit sulit kupahami
Aku mengenalmu [mungkin saja]
Aku merasa kita saling memiliki
Aku merasa waktu yang kita habiskan bersama saat berarti
Aku merasa pengorbanan untuk kita bertemu sangatlah memiliki arti
Dan semuanya memang hanya aku yang 'merasa'
Dibalik tawamu, kamu tertawa dengan sadarmu
Dibalik senyummu, kamu tersenyum sesukamu
Dibalik tingkah manismu, kamu bertingkah semaumu
Kamu telah bersama dengan yang lain
Selama ini, tanpa aku tahu apa apa
Kamu telah nyaman dengan yang lain
Selama ini, tanpa aku mengerti maksud dari makna kita itu apa
Dengan mudahnya, kamu bilang tidak bisa bersamaku lagi
Dengan mudahnya, kamu bilang kamu tidak bahagia dengan pilihanmu
Dengan mudahnya, kamu bilang sangat menderita karena keadaanmu
Dengan mudahnya, kamu bilang bahwa semua ini adalah salahku
Dan dengan mudahnya, kamu masih ingin jumpa denganku meski hanya bertutur sapa
Keadaan?
Keadaan apa yang kamu maksud..
Aku seolah olah tidak mengerti maksud dari ucapannya
Di lain hari aku mencoba berfikir 'keadaan' yg dia maksud
Aku mencari dari pelosok ke pelosok
Kenyataan kenyataan yang ada membuat jantungku serasa berdetak lebih cepat dr biasanya
Selama ini, aku hanyalah setitik asa dalam hidupmu...
Setitik asa yang kau rawat untuk kamu tinggalkan
Setitik asa yang kau taburi pupuk hanya untuk kamu lihati dalam diam
Dan dengan sengaja membantingku hingga keangan angan
Kamu tidak meninggalkanku, tapi kamu juga tidak meninggalkannya
Kamu tetap menghubungiku, dan tentu saja kamu masih saja berhubungan denggannya
Tanpa sepengetahuanku
Tanpa kamu sadari bahwa aku mengerti segala hal atas 'semua itu'
Meski waktu itu kamu bersama denganku
Tapi mengapa kamu masih bisa memiliki celah untuk tetap berhubungan dengannya
Kini segalanya aku mengerti,
Sedang saat berjumpa aku memilih diam dan pura pura tak mengerti apa apa
Aku memilih tersenyum saat melihatmu bahagia saat memilihnya
Meski lagi lagi tanpa sepengetahunmu
Tenang saja
Aku bisa mengatasi segala hal yang kamu coba sembunyikan
Aku mengerti...
Aku tidak akan merusak bahagiamu dengannya
Aku tidak akan membuka kebohonganmu yang kamu jaga sedemikian rupa
Karena aku hanyalah setitik asa yang tidak dibuang
Tidak pula dipertahankan ~~




Jumat, 19 Oktober 2018

Im [not] gonna be okay


Sepulang dari kerasnya mencari nafkah
Ku laju motorku dengan sedikit menikmati jalanan kota
Ku perhatikan sekitar dengan perlahan lahan
Meski fokusku tetap mengarah kedepan
Kala itu awan mendung seketika datang
Hujan pun turun rintik rintik
Tetap ku laju motorku tanpa peduli
Akhirnya ku berhenti memakai pelindung diri
Karena hujan tak lagi berteman dengan kondisi jalanan yang tajam
Ku teruskan perjalanan
Lambat
Semakin melambat
Selalu saja ingatan itu datang kala di jalanan
Sangat mendukung bertepatan dengan hujan
Aku seperti membatasi diri
Ku bangun tembok setebal mungkin, bukan setinggi mungkin
Biar aku masih bisa melihatmu, meski tak bisa menggapaimu
Biar kamu masih bisa saat 'ingin' melihatku
Dan tentu saja melihatku 'baik baik saja' menurutmu
Ku memutar motorku sekali lagi meski sudah berada di depan gang rumah
Putar kesana kemari meredakan amarah
Dingin, tapi mengapa jantungku seperti membara
Berkobar ingin meluapkan emosi jiwa
Ada seorang teman yg tiba tiba teringat
Dia pernah bercerita, saat dia lewat
Di depan rumah mantan kekasihnya yg baru berpisah
Mantan kekasihnya dengan kekasih barunya
Padahal belum ada seminggu berpisah
Dia tiba tiba berkata
'Waktu itu aku biasa aja, memang seperti itu biar tau rasa alhasil hingga sekarang aku membencinya dan sejenisnya'
Seketika aku berfikir
"Ahhh sakit yg aku rasa tidak seberapa ya"
"Ahh luka sayatan ini tidak ada apa apanya ya"
"Ahh aku hanya kehilangan sebuah hati, mengapa aku persalahkan ya"
"Ahh aku masih bisa melihatnya kok meski tidak akan pernah memilikinya lagi"
"Ahh itu hanya kesalahan kecil kok, mengapa aku terus menerus mempersalahkannya"
"Ahh kesalahanku dulu pasti lebih parah ya, makanya dia memilih membalasku"
"Ahh bukan aku kan yang dia pilih, mengapa aku terus terluka sebegitunya"
Kalimat itu terulang ulang hingga kemudian aku tenang
Akhirnya aku kembali pulang

"Tidak masalah kamu tidak memiliki hati, toh meskipun hatimu kembali juga hanya berupa keping kepingannya saja"
"Bukan kesalahnnya, tapi kamu sendiri yang terlalu yakin dan percaya hingga semua itu disalah gunakan"
"Kamu yang terlalu polos, terlalu bergantung padanya hingga kamu sangat terluka oleh ketidakadilan yang kamu terima"

Semuanya baik baik saja, tentu saja
Aku sudah dirumah dengan basah kuyup, mata sembab
Sedikit tertawa, aku bilang pada mereka
"Aku baik baik saja"

Kamis, 18 Oktober 2018

May I take this happiness?

Waktu enggan berlalu dengan lambat
Dia datang dengan cepat dan pasti tanpa terburu buru
Andai waktu datang melambatpun,
Tidak ada yang bisa di rubah
Semuanya sama dalam porsinya masing masing
Dan kita tau tanpa saling memandang ~~
Aku telah kehilangan hatiku
Salah,
Kamu meremukkannya dengan sekali hantaman
Hati yang terlalu ku jaga, ku berikan semudah itu untuk kamu jaga
Nasib buruk menimpaku..
Lalu datang awan mendung
Mengais ngais memukul mukul
Menengadah, mengangkat kepala
Dalam balutan senyum
Kamu meminta hatiku kembali
"Aku sudah tidak punya hati"
"Dimana hatimu?" tanyamu
"Kamu bodoh"
"Kalau begitu aku meminta jantungmu"katamu lagi
Enggan menatapnya, enggan memberi, ingin segera berlari
Keputus asaan yang mendalam selalu terpatri
Menusuk nusuk membelah diri
Merenggut nyata dalam hitungan tawa
Kuberikan sebelah jantungku
" mengapa hanya sebelah?"tanyamu
Hati sudah kamu remukkan, jantungpun telah kamu minta
Dengan polosnya, dengan "tidak ada apa apa"
Kamu salah
Aku pasti menjaga jantungmu di sebelah jantungku dengan aman
"Kamu bodoh" kataku lagi.
Waktu itu you always say like that, you promise me that you will keep my heart save
Yang selalu ku ingat, kamu meremukkannya didepan wajahku
You say "i dont need your heart anymore, without you i feel alive"
Jantungku tinggal sebelah
Lalu saat kamu menginjak injaknya lagi didepanku
Bisakah aku menganggapnya bahagia?
Waktu tidak berputar mundur, dia berputar maju
Tiap detiknya mengharap senyumku
Bukan senyum lugu dibalik senyum palsumu
Saat jantungku tinggal sebelah,
Aku akan melebarkan sayapku untuk terbang tinggi
Tanpa berharap padamu lagi
Boleh aku menganggapnya kebebasan?
Waktu langkah kita semulus jalanan
Kamu merusaknya tanpa alasan
Saat waktu kita telah rusak tak keruan
Kamu pergi menghapus semua kenangan
Dengan kejamnya,
Semua itu adalah kebahagiaan
Aku akan mengambil semua hal itu sebagai kenangan ~~