Minggu, 29 Agustus 2021

cerita tentang temanku

Hari ini tidak sedang hujan

Tapi mengapa air membasahi pipi mungilmu

Tidak ada yang akan membuatmu terluka, karena aku disisimu

"kamu tidak sedang berada disisiku, aku sendirian" jawabnya

Aku hanya bisa melihatnya tanpa berbuat apa-apa


"Apa yang kau tangisi?"tanyaku

"Entahlah"Jawabnya. "aku seperti menemukan bom waktu dikepalaku, yang seolah2 bisa meledak kapanpun" Terusnya.

"Kau bisa menon aktifkannya dengan mudah, mengapa serumit itu.." kataku.

"Andai saja semudah itu.. aku takkan ingin merasa menyerah bertahun-tahun ini" "tahun berikutnya yg kuharapkan bahagia, terulang kembali. lagi-lagi kembali dengan kesalahan konyol. Yang aku tahu, semuanya"
"Aku ingin membongkarnya, atau mendiamkannya. tapi ketika aku diam, tingkah lakunya semakin menjadi. dan ketika ku sadar akan semuanya, lagi lagi dia berbaik hati"
"Jeda waktunya terasa nyata. terasa seperti 'tidak mungkin dia melakukannya'"

"melakukan apa?"tanyaku.

"entahlah. mungkin aku hanya bisa bilang, buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. buah itu pasti akan tetap ada di sekeliling pohon itu" jawabnya.

"tidak perlu bersabar"tegurku.

"aku tidak sedang bersabar" "aku hanya ingin membuatnya menyesal" tegasnya

"Menyesal akan apa?"tanyaku.

"Menyesal saat kehilanganku. mungkin saat aku menulis surat ini, hatiku sudah benar2 ingin pulih. sepulih-pulihnya" jawabnya dengan menyeka air mata.

"bagaimana dengan bom waktu dikepalamu?"tanyaku lagi.

"aku membenamkannya dikepalaku, jauh didalam, jadi ketika ingin meledak, yg meledak hanyalah lapisan terdalam. Jika rusaak, akan rusak sebagian, bukan keseluruhan"jawabnya dengan tenang.

"bukankah kau sudah sedikit lebih tenang?"kataku.

"yaaah.. terimakasih telah meluangkan waktu. surat ini sangat berharga untuk mengisi kesepianku yg tak kunjung sirna"jawabnya
"kau juga berhak bahagia, bukan dengan orang yg sama yg hanya memandangmu dengan menutup mata"jawabku
"kebahagiannku akan datang, dan aku yakin kebahagianku itu adalah kesepian tanpa rasa sakit, bukan seperti ini.. kesepian yang teramat sakit. seperti teriris pisau, kecil tapi lukanya berlarut-larut"

"kesepian juga akan datang saat kau sadar, kau sudah melangkah terlalu jauh.. menyakiti sana sini dan tidak akan pernah bisa kembali"