Sebelumnya aku selalu berfikir kamu dan aku adalah kita.
Segalanya tentangmu
Semua waktuku terpusat olehmu
Semua yang aku lakukan selalu kamu yg jadi prioritasku.
Sampai aku menemukan kejanggalan
Hingga diujung waktu, aku masih berfikir duniamu adalah aku
lalu secara tiba-tiba, secara bergiliran..
secara berurutan semuanya muncul secara tiba-tiba..
aku mencoba bernafas, mencoba tidak mencari terlalu jauh.
ketika aku berhenti mencari, seolah datang sendiri segala hal yang tidak ingin aku cari itu
sehari dua hari hingga seminggu rasanya aku berhenti bernafas
tidak ada yang ingin aku lakukan ataupun ingin ku makan
kata maaf dan kebenaran yang lain darimu makin menyulut api yg berkobar.
"ini mimpi" berulang kali aku mengatakan hal itu dalam hatiku
"ini tidak benar" setiap hari aku mengulangi kalimat yg sama
rasanya aku sudah diambang kehancuran.
rasanya setiap hari seperti neraka
rasanya aku ingin menangis berteriak, tapi aku selalu menahannya.
sampai beberapa lama..
aku bercerita kpd seorang teman yg kupercaya
aku bercerita dari awal hinggaa akhir
dia bilang "positif thingking"
dia menguatkanku, seorang yg benar2 aku butuhkan saat itu.
dia bilang "mau percaya lagi atau tidak itu terserahmu, kamu yg memutuskan"
ketika waktu berlalu seperti debu..
aku baru bisa yakin..
aku tidak pernah memaafkanmu, karena luka yang kamu beri teramat dalam
dan aku tidak sehebat itu bisa menanggung semuanya.
meski waktu berlalu, luka yang kamu beri masih terasa sakit.
masih terasa seperti tertusuk paku yang sangat runcing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar